Beberapa tahun yang lalu, Auditor internal menikmati posisinya sebagai pemeriksa dimana seorang auditor dapat melakukan pemeriksaan diberbagai unit kerja dan memperoleh banyak temuan. Auditor internal akan melakukan pemeriksaan dan memastikan semua unit mematuhi aturan yang dibuat oleh perusahaan. Auditor akan memastikan peraturan yang dibuat, telah dipatuhi dan berjalan dengan efektif dan efisien. Pada akhir pemeriksaan, Auditor akan membuat Laporan Hasil Pemeriksaan yang berisi berbagai temuan, simpulan, dan rekomendasi.
Kepala unit kerja yang diperiksa tentu saja akan memerah kupingnya apabila auditor menemukan beberapa temuan negatif yang mengakibatkan kerugian perusahaan atau ditemukan fraud di Unit yang Ia pimpin. Auditor internal akan menjadi momok oleh kepala unit dan bukan rekan kerja yang dibutuhkan.
Lalu, bagaimana posisi Auditor Intern pada saat ini?
Sebagian Auditor Internal, perubahan diperlukan seiring dengan berkembangan organisasi perusahaan. Perubahan perusahaan begitu cepat dan begitu juga kompetitor. Agar perusahaan dapat “hidup” sesuai harapan stakeholder maka harus berubah dan memperbaiki kinerja agar lebih efektif, efisien dan ekonomis. Selera konsumen, perubahan politik, lingkungan sosial hingga teknologi harus dimaknai Auditor Internal sebagai transformasi menjadi mitra kerja. Auditor internal yang dikenal sebagai momok dan rekan kerja yang dihindari harus berubah menjadi rekan kerja yang solutif dan ikut berberan dalam perkembangan perusahaan. Perubahan Auditor Intern tersebut demi menjaga eksistensi tetap ada dan tidak punah seperti dino saurus. Hal yang perlu dilakukan adalah merubah organisasi kerja, cara dan metode kerja, hingga kompetensi Auditor demi memenuhi kebutuhan perusahaan dan stakeholder.
Internal Auditor harus membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Internal Auditor harus bersikap solutif untuk kemajuan perusahaan. Bukan sekedar mencari kesalahan dan memotret kejadian yang telah berlalu, melihat masalah hanya dari satu sisi, dan tidak substansional. Auditor Intern harus memberikan dampak yang solutif, cerdas, dan segar yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tidak hanya kejadian dimasa silam (history), namun juga harus memberikan peryimbangan-pertimbangan bagi perusahaan dimasa yang akan datang.
Agar menjadi mitra yang baik, Auditor internal harus meningkatkan kompetensinya, berpikir analis, dan dapat memberikan solusi pada masalah yang dihadapi. Selain itu, Auditor harus juga menjadi pendengar yang baik diberbagai posisi dan memberikan penjelasan (komunikasi) yang dapat dipahami oleh mitra kerja. Namun, masih ada beberapa perusahaan yang berpikir tidak butuh Auditor Internal karena dapat menjadi beban dan menghambat operasional perusahaan. Hal yang paling utama untuk menjadikan organisasi Auditor Internal berkembang maju adalah adanya SDM yang memiliki kompetensi yang baik dengan adanya berbagai peningkatan kompetensi Audit. Jangan sampai, Auditor diperoleh dari pekerja yang tidak dibutuhkan oleh unit kerja sebelumnya (buangan) sehingga akan membuat organisasi Auditor Intern tidak kondusif dan jauh dari kompetensi yang diharapkan. Auditor tidak hanya melakukan post audit yang hanya memeriksa kejadian/transaksi-transaksi dimasa lalu, namun juga harus mencari solusi berkenaan resiko kegagalan perusahaan dimasa depan. Auditor harus menggabungkan compliance dan control centric dengan risk centric sehingga memperoleh solusi-solusi alternatif terhadap kemajuan perusahaan.
Masih banyak ruang untuk dikembangkan bagi organisasi auditor internal. Masih banyak peran yang dapat dimaksimalkan untuk maju bersama perusahaan dan mitra kerja. Posisikan Auditor internal sebagai mitra kerja yang dibutuhkan, yang memberikan saran-saran solutif, kreatif dan konstruktif. Berikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga peran Auditor akan selalu dibutuhkan dari masa ke masa.
Kepala unit kerja yang diperiksa tentu saja akan memerah kupingnya apabila auditor menemukan beberapa temuan negatif yang mengakibatkan kerugian perusahaan atau ditemukan fraud di Unit yang Ia pimpin. Auditor internal akan menjadi momok oleh kepala unit dan bukan rekan kerja yang dibutuhkan.
Ilustrasi: Auditor Internal dan Mitra Kerja |
Sebagian Auditor Internal, perubahan diperlukan seiring dengan berkembangan organisasi perusahaan. Perubahan perusahaan begitu cepat dan begitu juga kompetitor. Agar perusahaan dapat “hidup” sesuai harapan stakeholder maka harus berubah dan memperbaiki kinerja agar lebih efektif, efisien dan ekonomis. Selera konsumen, perubahan politik, lingkungan sosial hingga teknologi harus dimaknai Auditor Internal sebagai transformasi menjadi mitra kerja. Auditor internal yang dikenal sebagai momok dan rekan kerja yang dihindari harus berubah menjadi rekan kerja yang solutif dan ikut berberan dalam perkembangan perusahaan. Perubahan Auditor Intern tersebut demi menjaga eksistensi tetap ada dan tidak punah seperti dino saurus. Hal yang perlu dilakukan adalah merubah organisasi kerja, cara dan metode kerja, hingga kompetensi Auditor demi memenuhi kebutuhan perusahaan dan stakeholder.
Internal Auditor harus membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Internal Auditor harus bersikap solutif untuk kemajuan perusahaan. Bukan sekedar mencari kesalahan dan memotret kejadian yang telah berlalu, melihat masalah hanya dari satu sisi, dan tidak substansional. Auditor Intern harus memberikan dampak yang solutif, cerdas, dan segar yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tidak hanya kejadian dimasa silam (history), namun juga harus memberikan peryimbangan-pertimbangan bagi perusahaan dimasa yang akan datang.
Agar menjadi mitra yang baik, Auditor internal harus meningkatkan kompetensinya, berpikir analis, dan dapat memberikan solusi pada masalah yang dihadapi. Selain itu, Auditor harus juga menjadi pendengar yang baik diberbagai posisi dan memberikan penjelasan (komunikasi) yang dapat dipahami oleh mitra kerja. Namun, masih ada beberapa perusahaan yang berpikir tidak butuh Auditor Internal karena dapat menjadi beban dan menghambat operasional perusahaan. Hal yang paling utama untuk menjadikan organisasi Auditor Internal berkembang maju adalah adanya SDM yang memiliki kompetensi yang baik dengan adanya berbagai peningkatan kompetensi Audit. Jangan sampai, Auditor diperoleh dari pekerja yang tidak dibutuhkan oleh unit kerja sebelumnya (buangan) sehingga akan membuat organisasi Auditor Intern tidak kondusif dan jauh dari kompetensi yang diharapkan. Auditor tidak hanya melakukan post audit yang hanya memeriksa kejadian/transaksi-transaksi dimasa lalu, namun juga harus mencari solusi berkenaan resiko kegagalan perusahaan dimasa depan. Auditor harus menggabungkan compliance dan control centric dengan risk centric sehingga memperoleh solusi-solusi alternatif terhadap kemajuan perusahaan.
Masih banyak ruang untuk dikembangkan bagi organisasi auditor internal. Masih banyak peran yang dapat dimaksimalkan untuk maju bersama perusahaan dan mitra kerja. Posisikan Auditor internal sebagai mitra kerja yang dibutuhkan, yang memberikan saran-saran solutif, kreatif dan konstruktif. Berikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga peran Auditor akan selalu dibutuhkan dari masa ke masa.
Sumber: wartaekonomi.co.id dengan judul memosisikan peran audit intern masa kini tanggal 20 Juli 2017.
Comments
Post a Comment